Teroris Manfaatkan Isu Politik di Sulsel
Penulis : Kontributor Makassar, Hendra Cipto | Minggu, 11 November 2012 | 20:10 WIB
KOMPAS/ASWIN RIZAL HARAHAP
Syahrul Yasin Limpo, Gubernur Sulawesi Selatan/Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI)
TERKAIT:
"Kami menghimbau agar masyarakat Sulawesi Selatan antisipasi upaya adu domba para teroris. Mereka mulai memanfaatkan suhu politik di Sulsel untuk menebar teror," ungkap Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar), Inspektur Jendral (Irjen) Polisi Mudji Waluyo, Minggu (11/11/2012).
Ia menambahkan, pergerakan pelaku teroris di Poso kini sudah merambah ke Sulsel dan sekitarnya sehingga masyarakat harus memiliki daya tangkap dan daya tolak.
"Aroma Pilgub ternyata dimainkan oleh kelompok teroris untuk mengadu domba kandidat. Hal itu kita sudah endus dan harus segera diantisipasi," tambah Mudji.
Sebelumnya, Syahrul Yasin Limpo lolos dari lemparan bom pipa berdaya ledak tinggi (high explosive) oleh tiga pelaku yang di antaranya bernama Awaluddin (25).
Pelemparan ini terjadi saat Syahrul sedang bernyanyi di panggung dalam rangka gerak jalan santai HUT Partai Golkar di depan Monumen Mandala, Jl Jendral Sudirman yang dihadiri 160.000 peserta, Minggu (11/11/2012) pagi.
Beruntung, pelaku tertangkap. Pelaku, Awaluddin, yang berdomisili di Jl Sultan Alauddin No 259 juga tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Bahasa Arab dan Studi Islam Universitas Ma'had Al Birr. Ia juga mantan mahasiswa Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar.
Dalam aksi Awaluddin, ia ditemai dengan rekannya bernama Lukman Rahim yang juga ditemukan identitasnya pada KTP-nya tercecer beralamat di Jl Tambasa 3 Perdos Blok AB 15, RT 005, RW 006, Kelurahan Tamalarea Jaya, Kecamatan Tamalanrea dan Kristin Markutius yang identitasnya tertera di STNK kendaraan beralamat Jl Mahoni 123, RT 9, RW 5, Kelurahan Kassi-kassi, Kecamatan Manggala, Makassar.
Dari tangan pelaku Awaluddin, polisi menyita sepucuk pistol jenis revolver kaliber 38 dengan lima butir amunisinya, 1 buah pipa nylon kecil bersumbu, sebuah dompet serta uang tunai Rp 650 ribu. Pelaku sempat menjadi bulan-bulanan massa, namun berhasil diamankan ke Pos keamanan RS Pelamonia sebelum digiring ke Polrestabes Makassar.